Selasa, 24 Maret 2009

Simbah Diyem yang Berharap Adem Ayem

Dari milis sebelah
mohon maaf kalo re-post

semoga menjadi pelajaran buat kita utk selalu bersholawat kpd Rasulullah...

Kisah Simbah Diyem

Simbah Diyem adalah seorang nenek tua sebatang kara yang berprofesi sebagai pedagang kerupuk puli...
Sehari-hari simbah berjualan di Pasar Bandar Kediri. Seharian Simbah menempuh perjalanan dengan
berjalan kaki tanpa alas menuju pasar dari rumahnya di lereng Gunung Klotok Sukorame yang berjarak 14 km.
Kakinya bengkak... gondong di lehernya menunjukkan kemiskinan yang menerpa kesehariannya....
Usai berjualan, Sang Simbah selalu mampir Masjid Baiturahman yang terletak di Jalan Penanggungan tak
jauh dari Pasar Bandar. Saat itu Masjid Baiturahman masih dipenuhi pepohonan yang rindang, di tambah
beberapa pohon bambu di pojok depannya... Asrama IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ada di
samping masjid....

Setelah berwudhu, simbah masuk masjid. Mengambil mukena dari keranjang kerupuknya ...
dan melakukan solat Zuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya,
Simbah keluar masjid dan mengumpulkan dedaun yang bertaburan di halaman masjid.
Sehelai demi sehelai dikutipnya. Tidak satu helai pun dibiarkannya. Tentu saja agak lama
simbah membersihkan masjid dengan cara itu, padahal matahari sedemikian menyengat.
Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Para takmir masjid dan pelajar SMP Muhammadiyah
yang sehari-hari berada di lingkungan masjid menjadi iba melihatnya.

Pada suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum simbah datang.
Ketika simbah datang dan seperti biasa usai sholat, melakukan pekerjaan rutinnya..... namun dia terkejut
karena tidak ada satu helai pun daun yang berserakan di halaman masjid.
Dia kembali ke masjid dan menangis sambil bertanya kepada semua orang mengapa dedaunan itu sudah disapu
sebelum kedatangannya. Orang di dalam masjid menjawab, karena mereka kasihan melihatnya.

Seketika itu Simbah menjawab :
"Jika kalian kasihan melihatku, berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya,"jawab simbah sembari
menyeka air matanya. Singkat cerita, keesokan harinya simbah dibiarkan mengumpul dedaunan
yang bertebaran di halaman masjid seperti biasa. Orang-orang tak mengerti.

Seorang pelajar Kelas II SMP Muhammadiyah bertanya, dan mendapat jawaban.. :
"Saya ini perempuan bodoh," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar
saya jalankan. Saya mungkin tidak selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Muhammad s.a.w.
Setiap kali saya mengambil sehelai daun itu, saya mengucapkan selawat kepada Rasulullah.
Kelak jika saya mati, saya ingin Nabi datang menjemput saya.
Biarlah semua daun itu menjadi saksi saya berselawat kepadaNya"....

2 komentar:

  1. Subhanallah...

    Rasulullah sangat mencintai umatnya....

    Apa alasan kita untuk tidak mencintainya?

    Kalo emang cinta, apa yang telah kamu lakukan untuk mewujudkan cintamu itu?

    Shalawatlah jawabannya....

    BalasHapus
  2. Allahumma Solli'ala sayyidina Muhammad
    Wa'ala 'ali sayyidina Muhammad

    BalasHapus